Newest Post
// Posted by :Febryan Sukma Limanus
// On :Jumat, 30 Agustus 2013
Menjelang
Pertempuran Tebing Merah antara negara Wei yang dipimpin Cao Cao
melawan pasukan gabungan negara Wu (pimpinan Sun Quan) dan Shu (pimpinan
Liu Bei),
sebagian tentara Cao Cao terserang wabah penyakit typhoid hingga
meninggal. Cao Cao dengan cerdik memanfaatkan musibah ini untuk
mendapatkan keuntungan. Ia mengabaikan nasehat tabib Hua Tuo
untuk membakar mayat-mayat tersebut agar penyakit ini tidak menyebar
lebih jauh, namun ia malah mengirimkan mayat-mayat tersebut ke kamp
musuh, dengan tujuan agar tentara musuh juga terjangkiti oleh penyakit
tersebut.
Mayat-mayat
tersebut didandani dengan pakaian armor lengkap dengan senjatanya, agar
memikat orang untuk melucutinya. Kemudian mereka diletakkan di atas
rakit dan dibiarkan hanyut ke perkemahan tentara Wu dan Shu.
Beberapa
tentara gabungan Wu dan Shu, menarik mayat-mayat tersebut ke tepi dan
mereka melucuti pakaian dan senjatanya. Zhuge Liang,
penasehat militer negara Shu, curiga melihat hal yang tak lazim ini. Ia
mendekati salah satu mayat, memeriksanya, menusukkan jarum ke dalam
mayat tersebut, dan ia langsung mengerti bahwa mayat tersebut
terkontaminasi penyakit. Ia secepatnya memerintahkan untuk mengkarantina
semua yang sudah melakukan kontak dengan mayat tersebut. Dengan
demikian, strategi Cao Cao untuk menyebarkan penyakit ke tentara musuh
digagalkan oleh kejelian orang yang dijuluki si naga tidur tersebut.
Catatan:
saya sendiri kurang tahu apakah rencana Cao Cao menggunakan mayat ini
benar-benar sesuai dengan sejarah tiga kerajaan atau tidak. Karena dalam
Romance of Three Kingdom sendiri banyak hal-hal yang ditambah-tambahi sehingga tidak benar-benar sejalan sejarah Periode Tiga Kerajaan.