Newest Post
// Posted by :Febryan Sukma Limanus
// On :Jumat, 30 Agustus 2013
Sesaat sebelum ekspedisi Liu Bei ke LuoCheng, Zhuge Liang, melalui ilmu astronomi dan peramalannya, telah memberikan peringatan akan adanya marabahaya yang menanti pasukan Liu Bei di Luo Cheng, dan meminta Liu Bei untuk menunda ekspedisi tersebut untuk sementara. Namun Pang Tong, yang merasa bahwa nasehat itu adalah hasil dari iri hati Zhuge Liang terhadap jasanya, berusaha meyakinkan Liu Bei, bahwa tidak akan ada bahaya apapun yang mengancam kemenangan tentara Liu di LuoCheng, dan memaksa untuk terus maju. Kemudian, sesaat sebelum ekspedisi itu dijalankan, Liu Bei bermaksud baik dengan memberikan kuda perangnya kepada Pang Tong, dan membiarkan dirinya sendiri menggunakan kuda Pang Tong yang lebih lemah. Hal itu membuat Pang Tong sangat terharu, dan berterima kasih kepada Liu Bei, sambil mengendarai kuda tersebut. Tak satupun dari mereka yang menyadari bahwa Kuda Liu Bei (yang dalam kebanyakan media disebut sebagai Hex Mark) adalah kuda yang membawa kesialan bagi penunggangnya. Lalu dengan kuda tersebut, Pang Tong mulai memimpin pasukan menuju sebuah lembah kecil. Saat ia melewati lembah tersebut, ia merasa cemas dan khawatir. Ia pun bertanya kepada salah satu prajurit di sisinya. "Apa nama tempat ini?", yang kemudian dijawab oleh sang prajurit. "Tempat ini bernama Fallen Phoenix Slope." Pang Tong pun terkejut, dan teringat bahwa ia sering dijuluki juga sebagai Young Phoenix. Ia segera mendapat firasat buruk, dan berusaha untuk menarik mundur pasukan dari sana, namun sayang perangkap pasukan ZHang Ren beraksi lebih cepat dan menghujani Pang Tong dengan panah, yang kemudian mengakhiri hidupnya saat itu juga. Hal di atas adalah 3 hal yang mungkin berbau mistis, namun juga merupakan pertanda. Apabila Pang Tong tidak berprasangka buruk pada niat Zhuge Liang, mungkin saja ia bisa hidup lebih lama, dan membawa Shu semakin jauh ke depan bersama Liu Bei dan Zhuge Liang.